Kondisi sungai-sungai di Indonesia, khususnya di Jabodetabek dinilai sudah tak memiliki kelas dikarenakan pencemaran yang parah. Demikian diungkapkan oleh pakar Rekayasa Air dan Limbah Cair dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Ir. Qomarudin Helmy, MT dalam diskusi Indowater Forum di Jakarta Internasional (JI) Expo, Kemayoran, Jumat (1/9).
Namun begitu, lanjut Qomarudin dengan teknologi yang ada saat ini, air yang tercemar dapat dijernihkan dan kembali bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Ia menyampaikan harapannya bahwa salah satu pilot project yang sedang dijalankan adalah project Citarum Harum, mudah-mudahan 2025 sudah bisa digunakan kembali oleh masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, perusahaan pengolah limbah bahan beracun berbahaya (B3) PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang juga menjadi narasumber dalam diskusi bertema “Enhancing Water Security Through Collaborative Stakeholder in Water and Industrial Wastewater Management” memaparkan teknologi Evaporator milik PPLI yang mampu mengubah air limbah menjadi jernih dan memenuhi baku mutu sebagaimana diatur Kementerian LHK. Narasumber yang juga Manager Research and Business Development PPLI, Dr. Lely Fitriyani menilai saat ini yang dibutuhkan adalah goodwill dari semua stakeholder baik pemerintah hingga masyarakatnya. Lely menyampaikan karena secara teknologi sangat mungkin dilakukan rehabilitasi air tanah maupun sungai-sungai yang tercemar. Dibutuhkan keinginan kuat dari manusianya untuk membenahi dan tidak mencemari kembali. Human habit yang harus dibenahi.
Kalau teknologinya, tambah Lely, PPLI sudah membuktikan dengan Evaporator yang dimiliki, bahkan evaporator mobile juga ada untuk memudahkan mobilisasi wastewater treatment. Inovasi PPLI dalam pengelolaan limbah cair termasuk recycled water selama hampir 30 tahun terus menerus dilakukan dan selalu ditingkatkan kualitas teknologinya.
Hadir dalam diskusi itu selain dari ITB dan PPLI, juga turut memaparkan kinerjanya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam upaya menekan pencemaran air. Sejauh ini dalam indeks yang dipaparkan Direktur Pengendalian Pencemaran Air KLHK Dra. C.H. Nety Widayati, MT sudah banyak kesadaran perusahaan untuk menaati regulasi. Hal ini tampak pada diagram biru sangat dominan yang memiliki arti ketaatan dalam melaksanakan regulasi. Ia menyampaikan ini bisa jadi disebabkan karena kewajiban warna biru, menjadi batasan minimum yang dipersyaratkan dalam mendapatkan pinjaman dari perbankan baik di dalam negeri atau persyaratan pengurusan izin lainnya di tingkat internasional.
Hadir ratusan peserta dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IATL) ITB tersebut dari kalangan akademisi, praktisi industri, NGO Lingkungan dan lain-lain. Kegiatan Indowater Forum sendiri merupakan rangkaian kegiatan event Indowater Expo & Forum 2023 yang berlangsung selama tiga hari sejak 30 Agustus hingga 1 September 2023. Atp