Ajang Konferensi Para Pihak atau Conference of The Parties 28 (COP28) merupakan momentum yang tepat untuk membicarakan langkah strategis dunia menghadapi perubahan iklim dan masalah kelestarian lingkungan.
Dalam kegiatan yang digelar di Dubai dari 30 November hingga 12 Desember tersebut sejumlah stakeholder industri terkemuka di Indonesia berkesempatan hadir dan berkontribusi memberikan gagasan dan konsep terkait perubahan iklim.
Diketahui, tahun ini di COP28 Paviliun Indonesia mengangkat tema ‘Indonesia’s Climate Actions: Inspiring The World’, yang dikemas dengan empat sub-tema, yaitu stronger new renewable energy commitments, robust climate action on land based sector, inspiring finance and technology innovations, dan solid collaborative climate action of people’s prosperity.
Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya mengungkapkan COP28 menandai partisipasi terakhir Presiden Jokowi dan dirinya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI selama hampir satu dekade. “Presiden Jokowi telah mengukir capaian iklim yang luas, warisan bagi Indonesia, yang secara kolaboratif berkontribusi terhadap upaya global mengatasi krisis iklim, melalui upaya sebaik mungkin secara inklusif dan kolaboratif”.
Dalam kesempatan tersebut, Siti Nurbaya juga menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi semua pihak yang terlibat mengkampanyekan program pemerintah dalam menghadapi krisis iklim. “Kita bertekad Indonesia akan terus memprioritaskan kepemimpinan dengan memberi contoh dan tindakan nyata untuk kontribusi perubahan iklim dunia,” katanya.
Sejumlah dunia industri memaparkan gagasan dan pemikirannya dalam menghadapi krisis iklim. Salah satunya adalah perusahaan pengolah limbah industri terbesar di Indonesia, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).
PPLI mengajak semua pihak terkait untuk dapat berkolaborasi lebih aktif dalam meningkatkan kepatuhan terhadap pengelolaan Limbah. “Limbah harus dikelola sesuai standar global dengan komitmen tinggi untuk mengukur jejak karbon dalam pengelolaan tiap limbah yang dilakukan,” ujar salah satu narasumber PPLI, Dr Lely Fitriyani di hadapan ratusan peserta forum dari berbagai negara.
Dikatakannya PPLI selama ini telah mewujudkan sirkular ekonomi dalam pengolahan limbah industri demi menjaga kelestarian bumi. “Kami mengajak pihak terkait untuk dapat berkolaborasi mewujudkan sirkular ekonomi, disini ada PT Inalum dan PT Petrokimia Gresik yang turut berbicara di kesempatan yang sama. Kami ajak berkolaborasi lebih aktif mendukung pengelolaan limbah yang berorientasi sirkular ekonomi ini,” tandasnya
Lely sendiri menilai ajang forum COP28 ini merupakan forum yang sangat penting untuk memperlihatkan komitmen PPLI dalam melakukan pengelolaan lingkungan dalam sektor limbah secara berkelanjutan. “Forum ini menjadi landasan bagi PPLI untuk meningkatkan aksi nyatanya sebagai sektor penting yang pendukung reduksi gas rumah kaca di Indonesia,” imbuhnya.
PPLI yang sebagian besar sahamnya dikuasai perusahaan pengolah limbah industri asal negeri sakura Jepang, DOWA Ecosystem Com Ltd tersebut sangat optimis bahwa tiap hari masyarakat semakin memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap lingkungan. “Tiap tindakan yang dilakukan akan berpengaruh signifikan bagi tempat tinggal kita, bumi kita yang hanya satu ini. Kami yakin tahun tahun mendatang merupakan tahun dimana akan terjadi lompatan signifikan pada pengelolaan limbah di Indonesia, dan PPLI yakin akan memimpin perubahan itu,” ujar Lely optimis. ATP.