PENGOLAHAN LIMBAH DENGAN INSINERASI

TENTANG

INSINERASI PPLI

Pesatnya peningkatan timbulan limbah menuntut suatu teknologi yang mampu memberikan solusi secara cepat dalam waktu singkat. Pembakaran adalah salah satu jawabannya. Insinerasi adalah proses pengolahan limbah secara termal yang memanfaatkan energi panas untuk membakar limbah. Proses pembakaran ini dilakukan secara terkendali pada suhu tinggi dalam suatu alat tertutup yang disebut insinerasi.

Energi panas yang digunakan dalam proses insinerasi tidak hanya mampu memusnahkan polutan yang terkandung dalam limbah, tetapi juga mampu mengurangi massa dan volume limbah secara signifikan. Pada awalnya, teknologi insinerasi diterapkan pada proses pengelolaan limbah sebagai upaya penghematan ruang udara di TPA. Dalam perkembangannya, teknologi ini juga banyak diterapkan pada proses pengolahan limbah industri, termasuk limbah B3.

Berangkat dari kebutuhan pasar akan solusi pengelolaan limbah yang cepat dalam waktu singkat di atas, PPLI saat ini mencoba memperluas layanannya dengan membangun insinerasi. Hal ini sejalan dengan tahapan pembangunan yang telah direncanakan pada awal pendirian PPLI, dimana insinerasi merupakan tahap ketiga dan terakhir dari keseluruhan pembangunan fasilitas pengelolaan limbah di PPLI. Keberadaan insinerasi akan memperkaya menu layanan pengelolaan limbah yang dapat ditawarkan, sekaligus memberikan keleluasaan bagi PPLI sebagai one stop service pengelolaan limbah untuk seluruh industri di Indonesia.

JENIS LIMBAH YANG BISA DI OLAH

DI INSINERASI PPLI

Pembakaran limbah memanfaatkan panas untuk menghancurkan limbah dan polutan yang dikandungnya. Limbah yang dapat diolah dengan metode ini adalah limbah organik yang memang dapat terbakar, seperti lumpur minyak, lumpur cat, kain majun bekas, limbah berbahan plastik, bahan dan produk kadaluarsa, lumpur bor bekas, lumpur IPAL industri, bahan kimia kadaluarsa dan sampel residu. dari lembaga penelitian, hingga limbah medis dari fasilitas pelayanan kesehatan; dan limbah yang dianjurkan pemusnahannya dengan cara dibakar seperti limbah pestisida.

JENIS LIMBAH YANG BISA DI OLAH

DI INSINERASI PPLI

1994

Pembangunan

Fasilitas pengelolaan limbah berlisensi pertama dan satu-satunya di Indonesia

1994

2000

Diakuisisi oleh Grup MAEH
MAEH 95%: BUMN 5%
2000

2000-2006

Perputaran yang Berhasil dan Dimulainya Upgrade Kapasitas untuk Meningkatkan Fasilitas dan Kapasitas
2000-2006

2007-2008

Investasi Modal yang Signifikan

Peningkatan kapasitas melengkapi depot pengumpulan dan stasiun transfer di lokasi geografis strategis di seluruh Indonesia. Peningkatan layanan dan juga layanan tambahan

2007-2008

2009-2020

MAEH diakuisisi oleh DOWA ECO-System

DOWA ECO-System Co. Ltd. adalah anak perusahaan dari Dowa Holdings Co. Ltd. Didirikan pada bulan Oktober 2006 untuk berfokus lebih khusus kpada pengelolaan & daur ulang lingkungan. DOWA awalnya didirikan di Jepang pada tahun 1884 sebagai perusahaan pertambangan & peleburan/pemurnian logam. Divisi pengelolaan lingkungan & daur ulang DOWA memiliki keahlian berbasis luas dan teknologi tingkat tinggi yang memungkinkan penangkapan kembali lebih dari dua puluh (20) logam berbeda, termasuk emas dan perak, yang berasal dari teknik penyempurnaan yang dikembangkan di pertambangan logam dan peleburan/pemurnian logam industri.

2009-2020

2021 Kedepan

Operasi Pembakaran
2021 Kedepan

MENGAPA

INSINERASI PPLI?

PPLI sebagai satu-satunya pengelola limbah industri dan B3 terpadu menjadi pilihan paling tepat bagi pelaku industri untuk menjadi mitra dalam pengelolaan limbah.

Limbah yang dihasilkan oleh suatu industri terkadang berbeda-beda baik dari segi jenisnya maupun dari segi cara pengolahannya. Sehingga dengan menggandeng PPLI dalam pengelolaan limbah, hampir semua jenis limbah dapat diolah dengan berbagai pilihan cara pengolahan.

Keunggulan insinerasi yang dimiliki PPLI antara lain:

  • Insinerasi yang digunakan adalah tipe stoker vertikal. Insinerasi jenis ini dapat digunakan untuk limbah yang tidak terpilah dan limbah dengan kadar air yang tinggi tetap dapat dibakar tanpa membutuhkan bahan bakar.
  • Dilengkapi dengan peralatan kontrol emisi sehingga dapat memenuhi persyaratan emisi yang paling ketat sekalipun seperti persyaratan emisi UE. Kontrol emisi yang digunakan:
  1. Penggunaan amonia atau urea untuk mengontrol NOx dalam gas buang yang dihasilkan
  2. Penggunaan sistem pendinginan cepat untuk mendinginkan gas buang dengan cepat hingga di bawah 200°C, dalam waktu 2 detik. Bertujuan untuk mencegah pembentukan kembali doksin
  3. Penggunaan line, karbon aktif untuk memastikan bahwa polutan seperti belerang/H2S, HIS, dan logam berat yang memenuhi standar kualitas yang ada
  4. Penggunaan turbo chemical baghouse filter yang beroperasi secara otomatis dan terhubung dengan fasilitas continuous emission monitoring system (CEMS). Pada unit ini polutan organik, sulfur, HCI, HF, dan logam berat akan disaring. Pengoperasiannya yang terhubung dengan CEMS memastikan bahwa jika gas buang yang keluar dari kantong filter melebihi nilai tertentu, maka secara otomatis akan dibersihkan
  5. Penggunaan sistem pemantauan emisi berkelanjutan (CEMS). Insinerasi PPL dilengkapi dengan CEMS yang memantau tidak hanya suhu, laju aliran, O2 dan CO2, tetapi juga memantau HCI, NOX, SO2, CO, Opacity, CH4, HF, konsentrasi debu dan kelembaban. Penggunaan CEMS untuk memonitor parameter secara penuh pada gas buang merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini.
  • Tekanan di dalam insinerasi selalu dijaga lebih rendah dari tekanan di luar, sehingga tidak terjadi kebocoran gas hasil pembakaran keluar tanpa melalui cerobong asap yang ada.
  • Memiliki beberapa cara memasukkan limbah ke dalam insinerasi. Variasi input limbah akan memudahkan pengolahan untuk berbagai jenis dan sifat limbah seperti padat, cair, lumpur, dan infeksius.
  • Dilengkapi tungku fixed grate, untuk limbah yang akan dimusnahkan beserta kemasannya, misalnya limbah merkaptan yang berbau sangat menyengat atau limbah yang sisa pembakarannya akan didaur ulang lebih lanjut, misalnya limbah aki kendaraan listrik atau e-waste.

PROSES

PRA-PENERIMAAN

Sebelum limbah diterima, PPLI terlebih dahulu akan mengkarakterisasi limbah untuk mengetahui karakteristik, kandungan, potensi bahaya, dan kesesuaian untuk diolah melalui insinerasi.

Karakterisasi ini diperlukan untuk menentukan jenis kemasan yang tepat, jenis alat angkut yang sesuai, termasuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pra-penerimaan juga berfungsi untuk menentukan pemenuhan aspek hukum berdasarkan Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 yang dimiliki oleh PPLI. Hasil karakterisasi menjadi dasar penentuan biaya dan pembuatan kontrak kerjasama dengan pembangkit. Setelah kontrak kerja sama disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, penjadwalan pengumpulan limbah akan dilakukan.

PROSEDUR PENERIMAAN

LIMBAH INSINERASI

TRANSPORTASI
LIMBAH

I. Pengemasan, Pelabelan, dan Keamanan Limbah untuk Pengangkutan

Staf PPLI menyediakan layanan dalam pengemasan, pelabelan, dan pengamanan kontainer untuk memastikan limbah siap untuk dikumpulkan, dan transportasi dapat diatur sesuai dengan hukum Indonesia.

Manifes limbah diselesaikan oleh staf PPLI sebelum dikirim, sesuai dengan peraturan pengangkutan dan lingkungan yang relevan.

Semua kendaraan masuk dan keluar dipantau menggunakan CCTV, GPS dan dokumentasi manifes, serta barcode label limbah untuk memastikan pengangkutan limbah yang aman dan lancar dari fasilitas pelanggan ke fasilitas PPL. Pengemudi dilatih untuk dapat merespon dengan baik jika terjadi tumpahan dan merespon dengan baik jika terjadi tumpahan limbah selama proses pengangkutan limbah.

II. Grup Layanan Pelanggan

Kami menyadari pentingnya memberikan layanan pelanggan yang berkualitas dalam bisnis PPLI saat ini dan di masa mendatang. Customer Service Group (CSG) PPLI didedikasikan untuk mencapai tingkat layanan pelanggan tertinggi. CSG melakukan banyak aspek koordinasi termasuk membantu hal-hal teknis atau administratif serta menerima feedback dari pelanggan.

III. Pengumpulan dan Transportasi Pengumpulan

Pengumpulan dan transportasi layanan pengumpulan dijadwalkan, berdasarkan kebutuhan pelanggan. Staf PPLI berkoordinasi dengan pelanggan untuk mengatur frekuensi pengambilan yang sesuai. PPLI mengoperasikan berbagai alat transportasi untuk memenuhi permintaan pelanggannya dengan sebaik-baiknya. Armada PPLI terdiri dari berbagai macam kendaraan :

  • Truk Pengangkat O Hook
  • Mobil derek
  • Truk vakum
  • Penggerak utama
  • Kereta drum
  • Gull wing
  • Flat Deck, dan o 20′ dan 40′ semi trailer cocok untuk peti kemas laut, peti kemas besar berbagai ukuran
  • Kotak roll-off, dan tangki ISO dan tangki tiup.
PPLI juga dapat memproduksi wadah khusus, lift dan beban bersertifikat, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu. Wadah limbah tersedia dalam berbagai ukuran dan jenis. Contohnya meliputi:
  • Gulungan kotak
  • Kompak atau kotak
  • Tangki ISO berbagai ukuran
  • 1.5 Kotak Lugger
  • Kotak pemotong bor

TEROBOSAN DALAM
PENGANGKUTAN LIMBAH BERBAHAYA

The train departs from Kalimas Station, Surabaya Carrying Hazardous Waste

Sebagai bagian dari kemajuan dan perkembangan industri lingkungan dan logistik, PPLI saat ini telah melakukan pengangkutan limbah B3 dengan moda transportasi kereta api.

Terobosan ini diprakarsai oleh PPLI, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT. Kereta Api Logistik (KALOG) untuk mengurangi beban pengangkutan limbah di jalan raya sekaligus mengurangi tingkat kemacetan.

Loading at Nambo Station, Bogor

Pemberangkatan awal pengangkutan limbah B3 dimulai dari Stasiun Kalimas, Surabaya, Jawa Timur menuju Stasiun Nambo, Bogor, Jawa Barat untuk diolah di fasilitas pengelolaan limbah terpadu PPLI di sekitar Gunung Putri, Bogor.

Pengangkutan jenis ini akan rutin dilakukan dua kali seminggu dengan total 10 Twenty-Foot Equivalent Units (TEUS) dari 5 Flat Carriages (GD) atau setara dengan 180 Ton untuk setiap keberangkatan. Sasaran pengangkutan kereta api limbah B3 ini berasal dari perusahaan penghasil limbah di Pulau Jawa bagian timur, dengan fokus di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pengumpulan dan Transportasi

PPLI menyediakan truk berpendingin di bawah 0° untuk memastikan limbah yang diangkut memenuhi standar nasional dan internasional.

Pengemasan & Pelabelan

Staf PPLI memberikan pelayanan berupa pengemasan, pelabelan dan penempatan yang aman untuk memastikan limbah siap diangkut, dan pengangkutan dapat diatur sesuai standar nasional dan internasional. Manifes limbah akan dilengkapi oleh staf PPL sebelum pemberangkatan sesuai dengan armada yang telah ditentukan dalam peraturan yang berlaku.

PROSES
PERLAKUAN

Setibanya di fasilitas PPL, limbah akan diperiksa kembali melalui tes sidik jari. Uji sidik jari adalah uji laboratorium kualitatif yang bertujuan untuk memastikan bahwa parameter yang diuji memenuhi persyaratan dalam izin dan hasilnya masih dalam batas yang dapat diterima untuk diolah dan diproses secara efektif, serta untuk memverifikasi bahwa limbah yang masuk sesuai dengan informasi tertulis dalam manifes Limbah B3 dan merupakan limbah yang sama dengan yang diperjanjikan dalam kontrak. Setelah pemeriksaan selesai, limbah akan disimpan sementara di gudang penyimpanan limbah sambil menunggu resep pengolahan.

Pada proses insinerasi, limbah akan dibakar pada suhu tinggi untuk menghancurkan bahan pencemar menjadi senyawa sederhana berupa gas yang dapat dilepaskan ke lingkungan. Proses ini juga menghasilkan residu berupa abu yang nantinya akan dibuang ke TPA.

Pemasukan limbah ke dalam insinerasi jenis vertical stocker dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

  1. Melalui sabuk konveyor, untuk limbah padat atau lumpur tanpa cairan bebas. Agar limbah padat ini homogen terlebih dahulu akan dicampur/diaduk di bak pencampur.
  2. Pemasukan limbah medis yang bersifat infeksius
  3. Asupan dengan memompa langsung ke insinerasi. Ini digunakan untuk limbah cair seperti limbah minyak, pelarut, limbah alkali dan limbah asam.
  4. Memberi makan melalui pemberian makan langsung ke insinerasi. Digunakan untuk limbah reagen laboratorium dengan ukuran dibawah 0,5 liter.

Semua limbah akan masuk ke ruang bakar pertama dengan suhu minimal 800°C. Waktu tinggal limbah di dalam ruang bakar sekitar 2 (dua) – 6 (enam) jam. Dari ruang bakar pertama, gas buang hasil limbah akan diteruskan ke ruang bakar kedua yang memiliki temperatur pembakaran berkisar antara 850-1000°C dengan waktu tinggal minimal 2 (dua) detik. Gas hasil pembakaran di ruang bakar kedua kemudian akan didinginkan dengan cepat di menara pendingin untuk mencegah pembentukan dioksin.

Pendinginan ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air sehingga gas dapat mencapai suhu di bawah 200°C dalam waktu sekitar 2 (dua) detik. Gas hasil pembakaran yang telah didinginkan kemudian ditambahkan kapur dan karbon aktif sebelum disaring menggunakan baghouse filter yang dikendalikan oleh sistem komputer melalui program khusus. Pemantauan kualitas gas emisi dilakukan secara kontinyu dengan parameter NOX, SOX, HCI, CO, CO2, dan 02. Diagram alur proses insinerasi dengan insinerasi tipe stocker vertikal digambarkan pada gambar berikut:

Dari pengolahan insinerasi akan timbul abu bawah dan abu terbang sekitar 10-20% dari limbah yang dibakar. Kedua abu bawah dan abu terbang ini akan dibuang di TPA yang aman. Secara berkala, karakteristik abu ini diperiksa dengan menggunakan metode Toksisitas Karakteristik Leaching Procedure (TCLP).

PROSES INSINERASI

DIAGRAM ALIRAN

Unduh Brosur